Jumat, 02 November 2018

Pengertian Ilmu Elektronika dan Instrumentasi


Ø Pengertian Elektronika  


Elektronika adalah ilmu yangmempelajari tentang gerakan elektron dalamruang hampa atau ruang berisi gas bertekananrendah, seperti pada tabung hampa, tabunggas, semikonduktor dari superkonduktor beserta kegunaannya. Sedangkan pengertianelektronik adalah alat yang dibuat berdasarkan prinsip elektronika. Hal atau benda yang menggunakan alat-alat yang dibentuk atau bekerja atas dasar elektronika.

Menurut J. Millman       :
    “Elektronika adalah ilmu dan teknologi tentang melintasnyapartikel bermuatan listrik di dalam suatu gas atau suatu ruanghampa, atau suatu semikonduktor.”
Menurut H.C. Yohannes :
pada hakikatnya pengertian “Elektronika adalah mempelajari pengendalian dan penerapan gerakan partikel pembawa muatan (elektron) dalam ruang hampa, gas atau semikonduktor atau Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang di operasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semi konduktor, dan lain sebagainya.”

Komponen-komponen dasar di dalam ilmu Elektronika terdiri dari komponen aktif dan komponen pasif :
1.      KomponenPasif: Komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energi ke bentuk lainnya.
Resistor

Resistor atau penghambat adalah suatu komponen elektronik yang dibuat untukmempunyai hambatan listrik yang tidak dipengaruhi oleh arus listrik yang melewatinya. Biasanya resistor juga dibuat untuk tidak dipengaruhi oleh temperatur atau faktor lainnya. Resistor bisa mempunyai hambatan yang tetapatau berubah-ubah (variabel). Resistor variabel juga disebut potensiometer atau reostat. Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi membatasi/menghambat arus listrik. Karena tidak dapat menguatkan sinyal maka resistor termasuk komponen pasif.
Kapasitor
Kapasitor merupakan komponen elektronika yang berfungsi menyimpan medan listrik, dapat berfungsi memblokir arus DC dan meneruskan arus AC. Kapassitor tidak dapat menguatkan, menyearahkan dan mengubah suatu energy ke bentuk lainnya.
Induktor
Merupakan komponen yang dapat menghasilkan tegangan listrik berbanding lurus dengan perubahan sesaat dari arus listrik yang mengalir melaluinya. Induktor tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal maupun mengubah suatu energi kebentuk lainnya. Pada arus DC, induktor bersifat mengalirkannya tetapi pada arus AC induktor bersifat menghambat.
Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

2.      KomponenAktif: komponen yang bila bekerja membutuhkan sumber dayalistrik. Bahan yang paling sering digunakan untuk pembuatan komponen aktifelektronika adalah semi konduktor. Komponen ini menguatkan danmenyearahkan sinyal listrik, serta mengubah energi dari satu bentuk kebentuk lainnya.
Transistor
Transistor merupakan komponen elektronika dengan 3 elektrode. Jika menjadikomponen dalam rangkaian penguat maka transistor dapat menguatkan sinyallistrik.
Diode
Merupakan komponen elektronika yang dapat mengalirkan arus listrik satuarah, alat ini juga bisa digunakan untuk membatasi arus yang mengalir dalamsuatu rangkaian. Didalam diode terdapat dua elektrode yang dapat digunakanuntuk menyearahkan sinyal listrik AC menjadi DC.
LED (light emitting diode)
Diode yang memancarkan cahaya apabila dialiri oleh aliran listrik. Segment ini dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat display, warna yang dihasilkan oleh LED ini adalah warna merah.

Ø Pengertian Instrumentasi


Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan  pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks. Instrumentasi bisa berarti alat untuk menghasilkan efek  suara, seperti pada instrumen musik misalnya, namun secara umum instrumentasi mempunyai 3 fungsi utama :
    1.sebagai alat pengukuran
    2.sebagai alat analisa, dan
    3.sebagai alat kendali.

Instrumentasi sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi survey/ statistik, instrumentasi pengukuran suhu, dll. Contoh dari instrumentasi sebagai alat analisa banyak dijumpai di bidang kimia dan kedokteran, misalnya, sementara contoh instrumentasi sebagai alat kendali banyak ditemukan dalam bidang elektronika, industri dan  pabrik- pabrik. Sistem pengukuran, analisa dan kendali dalam instrumentasi  ini bisa dilakukan secara manual (hasilnya dibaca dan ditulis tangan), tetapi bisa juga dilakukan secara otomatis dengan mengunakan komputer (sirkuit elektronik). Untuk jenis yang kedua ini, instrumentasi tidak bisa dipisahkan dengan bidang elektronika dan instrumentasi itu sendiri.
Instrumentasi sebagai alat pengukur sering kali merupakan bagian depan/ awal dari bagian- bagian selanjutnya (bagian kendalinya), dan bisa berupa pengukur dari semua jenis besaran fisis, kimia, mekanis, maupun besaran listrik. Beberapa contoh di antaranya adalah pengukur: massa, waktu,  panjang, luas, sudut, suhu, kelembaban, tekanan, aliran, pH (keasaman), level, radiasi, suara, cahaya, kecepatan, torque, sifat listrik (arus listrik, tegangan listrik, tahanan listrik), viskositas, density, dll.

Ø Fungsi Instrumentasi Pada Industri

Fungsi instrumentasi pada industri sangatlah penting, biasa dikatakan bahwa instrumentasi adalah bagian integral dari industri karena tidak ada suatu industri tanpa menggunakan instrumentasi. Suatu Industri yang makin komplek maka instrumentasi yang diperlukan juga makin komplek. Hal ini berkaitan dengan jalannya proses produksi pada industri tersebut dimana ketepatan dan keakuratan hasil menjadi hal yang utama. Sebagai contoh dalam pengolahan material, ada banyak variable-variabel yang mempengaruhi proses tersebut. Untuk suatu proses nilai (harga) dari variable-variabel ini sudah ditentukan pada saat designnya, jadi jika pada saat proses variable-variabel ini berubah harganya maka jalannya proses tidak seperti yang direncanakan sehingga hasilnyapun tidak seperti yang direncanakan (kualitasnya).

"Pada dasarnya instrumentasi mengendalikan proses pengolahan industri yaitu mengendalikan variable-variabel proses agar selalu berada dalam nilai-nilai yang telah ditetapkan sebelumnya, oleh karena itu instrumentasi sangat penting dalam industri untuk menjaga keamanan dan kehandal sistem kontrol."

Sistem yang tak kalah pentingnya yaitu sistim instrumentasi yang disebut : safe guarding  system yaitu suatu system instrumentasi yang berfungsi mendeteksi variable-variabel proses yang  berhubungan dengan peralatan proses, apabila variable-variabel tersebut tidak terkendali dan membahayakan peralatan proses maka system akan menghentikan proses dari pada terjadi kerusakan pada peralatan proses. Sistem safe guarding sangat penting dalam industri untuk menjaga terhadap bahaya-bahaya kebakaran atau kerusakan peralatan lain sepertimotor-motor listrik, mesin turbin dan peralatan proses yang lain. Yang termasuk safe guarding system antara lain :
1.Safety valve
2.Relief valve
3.Alarm system
4.Peralatan pengolah limbah, pendeteksi polusi udara
5.Gas detector
6.Flame cell

Ø  Variabel-variabel Proses

Yang dimaksud variabel-variabel proses atau variabel-variabel operasi adalah besaran- besaran yang mempengaruhi jalannya proses atau jalannya operasi, tergantung jenis dari jenis  proses atau operasinya , apakah proses kimia, proses fisika atau proses nekanik.

1.)Variabel Proses Kimia:
  • Tekanan
  • Temperature
  • Aliran (flow)
  • Tinggi permukaan cairan (liquid level)
  • Tinggi permukaan zat padat (solid level)
  • pH
  • Viscositas 
     2.)Variabel Proses Fisika
   
     Variable untuk proses fisika hampir sama dengan variable untuk proses kimia.
    
     3.)Variabel Proses Mekanik :
  • Speed
  • Rpm
  • Torque
  • Power (tenaga)
      Sedangkan mekanik yang digerakkan oleh listrik, variable-variabelnya :
  • Watt (Daya)
  • Volt (Tegangan)
  • Ampere (Arus)
  • Frequency
  • Phasa
Contoh sederhana dari penerapan instrumentasi ini antara lain pada setrika listrik. Di dalam setrika tersebut terdapat sebuah elemen pemanas listrik sebagai sumber panas. Panas yang dihasilkan oleh setrika listrik tersebut haruslah sesuai dengan keinginan pemakai, karena setiap jenis kain yang disetrika memerlukan panas yang berlainan. Untuk memenuhi hasrat pemakai tersebut, maka di dalam setrika listrik tersebut dipasangi alat yang akan memutuskan aliran arus listrik ke elemen pemanas tadi. Secara umum alat tersebut dikenal sebagai termostat yang menggunakan bimetal. Apabila panas pada setrika tersebut telah mencapai setelan yang diinginkan, maka aliran listrik akan diputuskan, dan panas yang dihasilkan oleh setrika listrik tersebut akan berangsur turun, setelah melewati setelan bimetal, maka aliran listrikpun akan diberikan kembali kepada elemen pemasan tadi. Demikian seterusnya.

Contoh aplikasi lain dari sistem instrumentasi di dalam kehidupan sehari-hari adalah pemasangan saklar pelampung pada tangki air. Di dalam tangki penampungan dipasang saklar yang berpelampung, apabila air penuh sesuai dengan ketinggian yang diinginkan, maka pelampung tersebut akan mengubah kondisi saklar, dan saklar akan memutuskan aliran listrik ke pompa air. Apabila ketinggian air di dalam tangki turun sampai ketinggina yang telah ditentukan, maka pelampung akan mengubah kondisi saklar lagi, dan pompa airpun kembali mendapat pasokan listrik dan airpun akan bertambah kembali.

Sumber :


Apa itu Industri 4.0


Ø  Apa Itu Industri 4.0

Industri 4.0 adalah industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Ini merupakan tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur. Ini termasuk sistem cyber-fisik, Internet of Things (IoT), komputasi awan (Cloud) dan komputasi kognitif.


Pengertian industri 4.0 mengacu kepada trend pada proses otomatisasi dan pertukaran data pada industri manufaktur. Industri 4.0 mengacu kepada device internet, internet of things, cloud dan cognitive computing.
Industry 4.0 ini menekankan smart factory, system-system yang terhubung dalam jaringan internet  dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan dapat menyesuikan satu dengan yang lain secara cerdas. System-system yang terkomunikasi ini juga disalin pada software sebagai bentuk virtualnya.
Kalau kita melihat versi 4.0 maka kita dapat memahami juga sebagai generasi keempat. Berikut perjalanan generasi industri
1.      Generasi pertama: Peralatan produksi mekanik ditenagai menggunakan mesin Uap
2.      Generasi kedua: Produksi masal (masih banyak menggunakan operator)
3.      Generasi ketiga: Menggunakan komputer dan otomatisasi robotic.
4.      Generasi keempat: Pemanfaatan jaringan internet untuk otomatisasi lebih cerdas

revolusi industri keempat mengubah ekonomi, pekerjaan, dan bahkan masyarakat itu sendiri. Di bawah pengertian apa itu Industri 4.0, banyak teknologi fisik dan digital yang digabungkan melalui analitik, kecerdasan buatan, teknologi kognitif, dan Internet of Things (IoT) untuk menciptakan perusahaan digital yang saling terkait dan mampu menghasilkan keputusan yang lebih tepat.
Perusahaan digital dapat berkomunikasi, menganalisis, dan menggunakan data untuk mendorong tindakan cerdas di dunia fisik. Singkatnya, revolusi ini menanamkan teknologi yang cerdas dan terhubung tidak hanya di dalam perusahaan, tetapi juga kehidupan sehari-hari kita.

Ø  Elemen Industri 4.0
Seperti pada penjelasan definisi Industri 4.0 sebagai lanjutan dari industri 3.0 yang menambahkan instrumen konektivitas untuk memperoleh dan mengolah data, otomatis perangkat jaringan, IoT, big data analytics, komputasi awan dan keamanan cyber merupakan komponen utama dalam industri 4.0.



Perangkat konektivitas tersebut dihubungkan pada perangkat fisik industri. Tujuannya adalah untuk menerima dan mengirim data sesuai perintah yang ditentukan, baik secara manual maupun otomatis berdasar keecerdasan buatan.
Perangkat IoT pada Industri 4.0 dikenal dengan IIoT atau Industrial Internet of Things, yang sebelumnya sangat berguna untuk monitoring secara internal.
Dalam konsep industri 4.0, perangkat IoT tersebut dapat terhubung ke jaringan WAN melalui lingkungan cloud. Sampai di lingkungan cloud, data dapat diproses dan di sebar ke pihak lain. Disini memerlukan otomatisasi dan orkestrasi pada lingkungan hybrid cloud. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan pendekatan DevOps yang memakai sistem kontainerisasi untuk memudahkan pengembang dan pihak operasional untuk terus meningkatkan performa dan layanan.

Ø  Prinsip Rancangan Industri 4.0


Prinsip-prinsip desain memungkinkan produsen untuk menyelidiki transformasi potensial untuk teknologi Industri 4.0. Berdasarkan komponen di atas, berikut ini adalah prinsip desain:
·        Interoperabilitas
Objek, mesin, dan orang-orang harus dapat berkomunikasi melalui Internet of Things dan Internet of People. Ini adalah prinsip paling esensial yang benar-benar membuat pabrik menjadi bersinergi lebih baik.
·        Virtualisasi
CPS (Cyber-Physical Systems) harus dapat mensimulasikan dan membuat salinan virtual dunia nyata. CPS juga harus dapat memantau objek yang ada di lingkungan sekitarnya. Sederhananya, harus ada salinan virtual untuk semua hal.
·        Desentralisasi
Kemampuan CPS untuk bekerja secara mandiri. Ini memberi ruang untuk produk yang disesuaikan dan penyelesaian masalah. Ini juga menciptakan lingkungan yang lebih fleksibel untuk produksi. Dalam kasus kegagalan atau memiliki tujuan yang bertentangan, masalah ini didelegasikan ke tingkat yang lebih tinggi. Namun, bahkan dengan teknologi tersebut diimplementasikan, kebutuhan untuk jaminan kualitas tetap menjadi kebutuhan di seluruh proses.
·        Kemampuan Real-Time
Pabrik yang cerdas harus mampu mengumpulkan data secara real-time, menyimpan atau menganalisisnya, dan membuat keputusan sesuai dengan temuan baru. Ini tidak hanya terbatas pada riset pasar tetapi juga proses internal seperti kegagalan mesin di lini produksi. Objek pintar (Sensor) harus dapat mengidentifikasi cacat/error dan mendelegasikan tugas ke mesin operasi lainnya. Ini juga sangat berkontribusi pada fleksibilitas dan optimalisasi produksi.
·        Orientasi Layanan
Produksi harus berorientasi pada pelanggan. Orang dan objek / perangkat pintar harus dapat terhubung secara efisien melalui Internet untuk membuat produk berdasarkan spesifikasi pelanggan.
·        Modularitas

Di pasar yang dinamis, kemampuan Smart Factory untuk beradaptasi dengan pasar baru sangat penting. Dalam kasus yang khas, mungkin diperlukan waktu seminggu bagi perusahaan rata-rata untuk mempelajari pasar dan mengubah produksinya. Di sisi lain, pabrik pintar harus dapat beradaptasi dengan cepat dan lancar terhadap perubahan musiman dan tren pasar.

Ø  Tantangan dan Peluang di Industri 4.0

Bagaimana para eksekutif dapat menavigasi perubahan ini? Dengan adanya integrasi teknologi digital dan fisik di semua bidang bisnis, produksi, mobilitas, dan komunikasi, revolusi industri keempat mewakili pergeseran luas dan menyeluruh yang harus ditangani secara komprehensif jika organisasi ingin berkembang.

ü  Tantangan Industri 4.0
Ketika berhadapan dengan sesuatu yang sangat luas, ada gunanya untuk memeriksa bagaimana hal itu dapat memengaruhi elemen-elemen tertentu, kita dapat konsentrasikan pada empat aspek :

1.)    Masyarakat
Para eksekutif tampaknya melihat teknologi tanpa rasa takut, sebagai equalizer hebat yang akan memberikan lebih banyak akses ke pendidikan, pekerjaan, atau pembiayaan di berbagai geografi dan kelompok sosial yang berbeda.
Dan sebagian besar eksekutif melihat bisnis — baik publik (74 persen) dan swasta (67 persen) —sebagai yang paling berpengaruh pada bagaimana Industri 4.0 akan membentuk masyarakat, bersama dengan dukungan pemerintah.
Namun banyak eksekutif tidak percaya organisasi mereka sendiri memegang kendali atas isu-isu seperti pendidikan dan pembelajaran bagi karyawan, kelestarian lingkungan, atau mobilitas sosial dan geografis. Kesenjangan ini digemakan oleh harapan Milenium, yang percaya bisnis multinasional tidak sepenuhnya menyadari potensi mereka untuk meringankan tantangan terbesar masyarakat.
Jika bisnis benar-benar memainkan peran utama dalam implikasi sosial yang luas dari Industri 4.0, organisasi harus merangkul perubahan transformatif — sebelum terlambat.
 2.)    Strategi
Bahkan saat para pemimpin mengenali perubahan yang ditunjukkan oleh Perindustrian 4.0, banyak yang tetap fokus pada operasi bisnis jangka pendek secara tradisional. Peluang jangka panjang dapat menciptakan nilai bagi para pemangku kepentingan langsung dan tidak langsung mereka.
Sebuah penelitian menemukan bahwa 57 persen responden CxO (tingkatan eksekutif) menempatkan pengembangan produk bisnis sebagai masalah utama mereka, dengan peningkatan produktivitas sebesar 56 persen.
Sementara isu-isu ini pas dengan beberapa elemen Industri 4.0, mereka tetap mengandalkan cara tradisional yang mungkin tidak menangkap janji revolusi 4.0 ini.
Industri 4.0 memerlukan pembelajaran berkelanjutan untuk:
·         menggali sumber-sumber talenta,
·         mencapai pasar yang kurang terlayani,
·         menawarkan alat prediksi untuk membantu meningkatkan proses dan mengurangi risiko,
·         menghubungkan rantai pasokan,
·         memungkinkan sistem yang lebih handal, dan banyak lagi.
 3.)    Teknologi
Revolusi industri keempat memegang janji teknologi digital dan fisik yang terintegrasi. Pendekatan ini dapat meningkatkan operasi organisasi, produktivitas, pertumbuhan, dan inovasi.
Namun alih-alih menggunakan teknologi digital untuk melakukan hal yang sama yang selalu mereka lakukan sebelumnya, hanya untuk perkara lebih cepat dan lebih baik. Padahal, banyak peneliti menemukan bahwa organisasi Industry 4.0 yang benar menggunakannya untuk membuat model bisnis baru.
Organisasi yang memperluas penggunaan teknologi Industri 4.0 untuk menyertakan pemasok, pelanggan, pekerja, mitra, dan pihak lain dalam ekosistem mereka dapat menemukan manfaat yang lebih transformatif.
Masalahnya dimana ? Menurut sebuah survei, hanya 20 persen dari CxO yang menganggap organisasi mereka sangat siap untuk menangani bisnis dan model pengiriman baru ini. Dan, kurang dari 15 persen percaya bahwa mereka sangat siap untuk teknologi pintar dan otonom.
 4.)    Tenaga Ahli
Banyak eksekutif tampaknya tidak merasakan mendesaknya menangani tantangan masa depan, yakni tenaga trampil dan profesional. Walau meskipun hanya seperempatnya sangat yakin mereka memiliki komposisi tenaga kerja yang tepat dan keahlian yang dibutuhkan untuk masa depan.
Ini dapat dijelaskan oleh temuan bahwa sebagian besar eksekutif percaya bahwa mereka melakukan semua yang mereka bisa, bahwa mereka dapat mengandalkan sistem pendidikan yang ada, dan bahwa karyawan mereka saat ini dapat dilatih kembali.
Sederhananya, mereka prihatin tetapi juga tidak percaya perubahan radikal diperlukan untuk akhirnya membawa mereka ke mana mereka harus pergi.
Meskipun secara historis teknologi menciptakan lebih banyak pekerjaan daripada yang dihancurkan, pekerjaan yang baru diciptakan ini harus didorong oleh pengembangan tenaga kerja yang efektif.

Berikut beberapa tantangan yang ada dalam industri 4.0:
1.)    Keamanan
Mungkin aspek yang paling menantang dari penerapan teknik Industry 4.0 adalah risiko keamanan TI terhadap sistem Industri. Integrasi online ini akan memberi ruang untuk pelanggaran keamanan dan kebocoran data. Pencurian dunia maya juga harus dipertimbangkan. Dalam kasus ini, masalahnya bukan masalah perorangan, tetapi dapat, dan mungkin akan, membebani para produser uang dan bahkan dapat merusak reputasi mereka. Oleh karena itu, penelitian dalam keamanan sangat penting.
2.)    Permodalan
Transformasi seperti itu akan membutuhkan investasi besar dalam teknologi baru. Keputusan untuk melakukan transformasi semacam itu harus pada tingkat CEO. Bahkan kemudian, risikonya harus dihitung dan ditanggapi dengan serius. Selain itu, transformasi seperti itu akan membutuhkan modal besar, yang mengasingkan bisnis yang lebih kecil dan mungkin mengorbankan pangsa pasar mereka di masa depan.
3.)    Ketenagakerjaan
Meskipun masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang kondisi ketenagakerjaan dengan adopsi Industri 4.0 secara global, adalah aman untuk mengatakan bahwa para pekerja akan perlu untuk mendapatkan keterampilan yang berbeda atau yang semuanya baru. Ini dapat membantu menaikkan tarif kerja tetapi juga akan mengasingkan pekerja sektor besar. Sektor pekerja yang pekerjaannya melakukan hal-hal rutin mungkin akan menghadapi tantangan dalam mengikuti industri. Berbagai bentuk pendidikan harus diperkenalkan, tetapi itu tetap tidak memecahkan masalah untuk pekerja yang lebih tua. Ini adalah masalah yang mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk dipecahkan dan perlu dianalisis lebih lanjut.
4.)    Privasi
Dalam industri yang saling terkait, produsen perlu mengumpulkan dan menganalisis data. Kepada pelanggan, ini mungkin tampak seperti ancaman terhadap privasinya. Ini tidak hanya eksklusif untuk konsumen. Perusahaan kecil atau besar yang belum membagikan datanya di masa lalu harus bekerja dengan cara mereka menuju lingkungan yang lebih transparan. Menjembatani kesenjangan antara konsumen dan produsen akan menjadi tantangan besar bagi kedua belah pihak.

ü  Peluang Industri 4.0
Tujuan utama dari industri 4.0 ini adalah kestabilan distribusi barang dan kebutuhan. Industri 4.0 memungkinkan pendataan kebutuhan masyarakat secara real time, dan mengirim data tersebut ke produsen. Sehingga, para produsen dapat memproduksi dengan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan. Tentunya secara ekonomi, hal ini dapat menjaga kestabilan harga. Secara bisnis, hal ini dapat memperluas pasar.
Pelacakan produk dan transparansi akan semakin mengarah ke layanan baru. Hal ini dimungkinkan karena mekanisme Industri 4.0 mengintegrasikan produsen dengan jalur pasokan tanpa batas geografis.
Berikut beberapa contoh peluang yang dimungkinkan dari industri 4.0:
1.      Memberikan informasi real-time tentang arus barang dari titik asal ke konsumen
2.      Perincian peristiwa: komposisi fisik, manufaktur, dan nomor seri
3.      Transparansi tentang faktor seperti asal produk
4.      Peningkatan visibilitas proses pengiriman dan status ketersediaan
5.      Tautan ke struktur proses bisnis back-end (menggunakan ERP, EMS, CRM, dan sebagainya.)
6.    Informasi real-time dan analisis prediktif akan meningkatkan perencanaan dan alokasi ke                 tingkat berikutnya
7.      Integrasi horizontal akan menurunkan biaya untuk menangani jaringan rantai pasokan yang             kompleks
8.      Integrasi saluran yang mulus akan bergantung pada pengiriman last-mile yang nyaman dan               hemat biaya
9.      Transparansi pada kualitas dan asal akan membantu perusahaan untuk membedakan di pasar           dan memenuhi permintaan konsumen.

Berikut beberapa manfaat industri 4.0 secara garis besar:

Mengoptimalkan produksi adalah keuntungan utama untuk Industri 4.0. Pabrik Cerdas yang berisi ratusan atau bahkan ribuan Perangkat Cerdas yang dapat mengoptimalkan produksi sendiri akan mengarah ke waktu produksi yang hampir nol. Ini sangat penting bagi industri yang menggunakan peralatan manufaktur mahal seperti industri semi konduktor. Mampu memanfaatkan produksi secara konstan dan konsisten akan menguntungkan perusahaan.
Menciptakan pasar fleksibel yang berorientasi pada pelanggan akan membantu kebutuhan masyarakat dengan cepat dan lancar. Ini juga akan melebur batas antara pabrikan dan pelanggan. Komunikasi akan berlangsung antara keduanya secara langsung. Ini mempercepat proses produksi dan pengiriman, secara tepat dan efisien.
Penerapan teknologi Industri 4.0 akan mendorong berbagai bidang seperti TI dan akan meningkatkan pendidikan pada khususnya. Industri baru akan membutuhkan seperangkat keterampilan baru. Konsekuensinya, pendidikan dan pelatihan akan mengambil bentuk baru yang menyediakan industri semacam itu akan tenaga kerja yang dibutuhkan.

Kesimpulan:
Pada kenyataannya, hingga saat ini Indonesia masih memerlukan transformasi infrastruktur IT, penegakkan kedaulatan data dan akhirnya undang-undang perlindungan data pribadi.
Disamping itu, pendidikan masyarakat perlu mulai di adaptasikan untuk memenuhi kebutuhan keahlian pada era industri 4.0.
Indonesia lebih memerlukan modernisasi pada sektor agribisnis seperti pertanian, perkebunan dan peternakan, dengan di terapkannya industri 4.0 diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi supaya bisa meningkat lebih baik lagi.
Setelah itu, Indonesia dapat menggunakan teknologi IoT dan sebagainya untuk mengoptimalkan rantai pasokan dan penghasil. Inilah hakikat dari Industri 4.0, harap tidak di politisir dan di sesatkan dan diharapkan agar benar-benar bermanfaat.

Sumber: